Home » » Bayi Ajaib Non Muslim Asal afrika SYARIFUDDIN KHALIFAH Kini Sudah Dewasa

Bayi Ajaib Non Muslim Asal afrika SYARIFUDDIN KHALIFAH Kini Sudah Dewasa

Posted by BOCAH PURWADADI on Sunday, December 13, 2015


Kembali mengingat peristiwa tahun 90-an, dunia saat itu gempar dengan kabar besar seorang bayi berusia 2 bulan dari keluarga Katholik di Afrika yang menolak dibaptis. “Mama, unisibi baptize naamini kwa Allah, na jumbe wake Muhammad” (Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya ialah orang yang beriman terhadap Allah dan RasulNya, Muhammad).

Ayah dan ibunya, Domisia-Francis, pun bingung. Kemudian didatangkan seorang pendeta untuk berkata terhadap bayinya itu: “Are You Yesus?” (Apakah kamu Yesus?).

Kemudian dengan tenang sang bayi Syarifuddin menjawab: “No, I’m not Yesus. I’m created by God. God, The same God who created Jesus” (Tidak, aku bukan Yesus. Aku diciptakan oleh Tuhan, Tuhan yang sama dengan yang menciptakan Yesus). Saat itu ribuan umat Kristen di Tanzania dan kurang lebihnya dipimpin bocah ajaib itu mengucapkan dua kalimat syahadat.

Bocah Afrika kelahiran 1993 itu lahir di Tanzania Afrika, anak keturunan non Muslim. Kini bayi itu telah remaja, seusai ribuan orang di Tanzania-Kenya memeluk agama Islam berkah dakhwahnya semenjak kecil. Syarifuddin Khalifah namanya, bayi ajaib yang sanggup berkata beberapa bahasa semacam Arab, Inggris, Perancis, Italia dan Swahili. Ia pun pandai berceramah dan menterjemahan al-Quran ke beberapa bahasa tersebut. Faktor pertama yang tidak jarang ia ucapkan adalah: “Anda bertaubat, dan kamu bakal diterima oleh Allah Swt.”

Syarifuddin Khalifah hafal al-Quran 30 juz di usia 1,5 tahun dan telah menunaikan shalat 5 waktu. Di usia 5 tahun ia mahir berbahasa Arab, Inggris, Perancis, Italia dan Swahili. Satu bukti kuasa Allah untuk menjadikan manusia dapat bicara dengan beberapa bahasa tanpa wajib diajarkan.

1. Latar Belakang Syarifuddin Khalifah

Mungkin Kamu terheran-heran bahkan tidak percaya, apabila ada orang yang bilang bahwa di zaman modern ini ada seorang anak dari keluarga non Muslim yang hafal al-Quran dan dapat shalat pada umur 1,5 tahun, menguasai lima bahasa asing pada usia 5 tahun, dan telah mengislamkan lebih dari 1.000 orang pada usia yang sama. Akan tetapi begitulah kenyatannya, dan sebabnya ia disebut sebagai bocah ajaib; sebuah tanda keagungan Allah Swt.

Syarifuddin Khalifah, nama bocah itu. Ia dilahirkan di kota Arusha, Tanzania. Tanzania ialah sebuah negara di Afrika Timur yang berpenduduk 36 juta jiwa. Kurang lebih 35 persen penduduknya beragama Islam, disusul Kristen 30 persen dan sisanya beragam kepercayaan khususnya animisme. Tetapi, kota Arusha tempat kelahiran Syarifuddin Khalifah mayoritas penduduknya beragama Katolik. Di urutan kedua ialah Kristen Anglikan, kemudian Yahudi, baru Islam dan terbaru Hindu.

Semacam banyak penduduk Ashura, orangtua Syarifuddin Khalifah juga beragama Katolik. Ibunya bernama Domisia Kimaro, sedangkan ayahnya bernama Francis Fudinkira. Sebuahhari pada bulan Desember 1993, tangis bayi memtersanjungkan keluarga itu. Sadar bahwa bayinya laki-laki, mereka lebih gembira lagi.

Sebagaimana pemeluk Katolik lainnya, Domisia dan Francis juga menyambut bayinya dengan ritual-ritual Nasrani. Mereka pun bercita-cita mengangkat bayi manis itu ke gereja untuk dibaptis secepatnya. Tidak ada yang aneh saat mereka melangkah ke Gereja. Tetapi pada saat mereka hampir memasuki altar gereja, mereka dikejutkan dengan suara yang aneh. Nyatanya suara itu ialah suara bayi mereka. “Mama usinibibaptize, naamini kwa Allah wa jumbe wake Muhammad!” (Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya ialah orang yang beriman terhadap Allah dan RasulNya, Muhammad).

Mendengar itu, Domisia dan Francis gemetar. Keringat dingin bercucuran. Seusai beradu pandang dan sedikit berbincang, mereka memutuskan untuk mengangkat kembali bayinya pulang. Tidak sehingga membaptisnya.

Awal Maret 1994, pada saat usianya melalui dua bulan, bayi itu rutin menangis pada saat hendak disusui ibunya. Domisia merasa bimbang dan takut bayinya tidak lebih gizi apabila tidak mau minum ASI. Tetapi, diagnose dokter menyebutkan ia sehat. Kekhawatiran Domisia tidak memang. Bayinya sehat tanpa ketidak lebihan sebuahapa. Tidak ada penjelasan apapun mengapa Allah mentakdirkan Syarifuddin Khalifah tidak mau minum ASI dari ibunya seusai dua bulan.

Di tengah kebiasaan bayi-bayi belajar mengucapkan satu suku kata semacam panggilan “Ma” alias lainnya, Syarifuddin Khalifah pada usianya yang baru empat bulan mulai mengeluarkan lafal-lafal aneh. Beberapa tetangga dan keluarga Domisia dan Francis terheran-heran menonton bayi itu berbicara. Mulutnya bergerak pelan dan berbunyi: “Fatuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum dzaalikum khairun lakum ‘inda baari-ikum, fataaba ‘alaikum innahuu huwattawwaburrahiim.”

Orang-orang yang takjub memunculkan kegaduhan sementara tetapi kemudian mereka diam dalam keheningan. Sayangnya, waktu itu mereka tidak mengenal bahwa yang dibaca Syarifuddin Khalifah ialah QS. al-Baqarah ayat 54.

Domisia takut anaknya kerasukan setan. Ia pun mengangkat bayi itu ke pastur, tetapi tetap saja Syarifuddin Khalifah mengulang-ulang ayat itu. Sampai kemudian cerita bayi kerasukan setan itu terdengar oleh Abu Ayub, salah seorang Muslim yang tinggal di daerah itu. Pada saat Abu Ayub datang, Syarifuddin Khalifah juga membaca ayat itu. Tidak kuasa menonton tanda keagungan Allah, Abu Ayub sujud syukur di dekat bayi itu.

“Francis dan Domisia, sesungguhnya anak anda tidak kerasukan setan. Apa yang dibacanya ialah ayat-ayat al-Qur’an. Intinya ia mengundang anda bertaubat terhadap Allah,” kata Abu Ayub.

Beberapa waktu seusai itu Abu Ayub datang lagi dengan mengangkat mushaf. Ia menunjukan terhadap Francis dan Domisia ayat-ayat yang dibaca oleh bayinya. Mereka berdua butuh waktu dalam pergulatan batin untuk beriman. Keduanya pun akhirnya mendapat hidayah. Mereka masuk Islam. Setelah masuk Islam itulah mereka memberbagi nama untuk anaknya sebagai “Syarifuddin Khalifah”.

Keajaiban berikutnya timbul pada usia 1,5 tahun. Pada saat itu, Syarifuddin Khalifah sanggup meperbuat shalat dan menghafal al-Quran dan Bible. Kamudian pada usia 4-5 tahun, ia menguasai lima bahasa. Pada usia itu Syarifuddin Khalifah mulai meperbuat safari dakwah ke beberapa penjuru Tanzania sampai ke luar negeri. Hasilnya, lebih dari seribu orang masuk Islam.

2. Kisah Nyata Syarifuddin Mengislamkan Ribuan Orang

Kisah nyata ini terjadi di Distips Pumwani, Kenya, tahun 1998. Ribuan orang telah berkumpul di lapangan untuk menonton bocah ajaib, Syarifuddin Khalifah. Usianya baru 5 tahun, tetapi namanya telah menjadi buah bibir sebab pada usia itu ia telah menguasai lima bahasa. Oleh umat Islam Afrika, Syarifuddin dijuluki Miracle Kid of East Africa.

Perjalanannya ke Kenya saat itu ialah tahap dari rangkaian safari dakwah ke luar negeri. Sebelum itu, ia telah berdakwah ke hampir seluruh kota di negaranya, Tanzania. Masyarakat Kenya mengenal keajaiban Syarifuddin dari mulut ke mulut. Tetapi banyak juga yang telah menyaksikan bocah ajaib itu lewat Youtube.

Orang-orang agaknya tidak sabar menanti. Mereka menonton-lihat dan menyelidik apakah mobil yang datang mengangkat Syarifuddin Khalifah. Beberapa waktu kemudian, Syaikh kecil yang mereka nantikan akhirnya tiba. Ia datang dengan pengawalan ketat layaknya seorang presiden.

Ribuan orang yang menanti Syarifuddin Khalifah rupanya bukan hanya orang Muslim. Tidak sedikit orang-orang Kristen yang ikut hadir sebab rasa penasaran mereka. Mungkin juga sebab mereka mendengar bahwa bocah ajaib itu dilahirkan dari kelarga Katolik, tetapi hafal al-Quran pada usia 1,5 tahun. Mereka ingin menonton Syarifuddin Khalifah dengan cara langsung.

Dikawani Haji Maroulin, Syarifuddin menuju tenda yang telah disiapkan. Luapan kegembiraan masyarakat Kenya tampak jelas dari antusiasme mereka menyambut Syarifuddin. Wajar apabila anak sekecil itu memiliki wajah yang manis. Tetapi bukan hanya manis. Ada kewibawaan dan ketenangan yang membikin orang-orang Kenya takjub dengannya. Mengalahkan kedewasaan orang dewasa.

Kinilah saatnya Syaikh cilik itu memberbagi taushiyah. Tangannya yang dari tadi memainkan jari-jarinya, berhenti saat namanya disebut. Ia bangkit dari kursi menuju podium.

Seusai salam, ia memuji Allah dan bershalawat terhadap Nabi. Bahasa Arabnya sangat fasih, diakui oleh para ulama yang hadir pada peluang itu. Hadirin sangatlah takjub. Bukan hanya kagum dengan performanya berceramah, tetapi juga isi ceramahnya membuka mata hati orang-orang Kristen yang hadir pada saat itu. Ada seberkas cahaya anugerah yang masuk dan menelusup ke jantung nurani mereka.

Selain pandai memakai ayat al-Quran, sesekali Syarifuddin juga mengutip kitab suci agama lain. Membikin pendengarnya terbawa untuk mengecek kembali kebenaran teks aliran dan keyakinannya selagi ini.

Begitu ceramah usai, orang-orang Kristen mengundang obrolan bocah ajaib itu. Syarifuddin melayani mereka dengan baik. Mereka bertanya mengenai Islam, Kristen dan kitab-kitab terdahulu. Sang Syaikh kecil sanggup memberbagi jawaban yang memuaskan. Dan itulah peristiwa-peristiwa hidayah. Ratusan pemeluk Kristiani yang telah berkumpul di kurang lebih Syarifuddin mengucapkan syahadat. Menyalami tangan salah seorang perwakilan mereka, Syarifuddin menuntun syahadat dan mereka menirukan: “Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullah.”

Syahadat agak terbata-bata. Tetapi anugerah telah mengangkat iman. Mata dan pipi pun menjadi saksi, air mata mulai berlinang oleh luapan kegembiraan. Menjalani nasib baru dalam Islam. Takbir dari ribuan kaum muslimin yang menyaksikan peristiwa itu terdengar membahana di bumi Kenya.

Bukan kali itu saja, orang-orang Kristen masuk Islam melalui perantaraan bocah ajaib Syarifuddin Khalifah. Di Tanzania, Libya dan negara lainnya kisah nyata itu juga terjadi. Apabila dijumlah, melalui dakwah Syarifuddin Khalifah, ribuan orang telah masuk Islam. Ajaibnya, itu terjadi pada saat usia Syaikh kecil itu tetap lima tahun.

Para ulama dan habaib sangat mendukung dakwah Syaikh Syarifuddin Khalifah. Bahkan ulama besar semacam al-Habib ali al-Jufri pun rela meluangkan waktunya untuk berjumpa anak ajaib yang saat ini remaja dan berjuang dalam Islam. (Dikutip dari buku Mukjizat dari Afrika, Bocah yang Mengislamkan Ribuan Orang; Syarifuddin Khalifah).


1 comments:

Unknown said...

thank nice infonya sangat menarik, kunjungi http://bit.ly/2CMFSgP

.comment-content a {display: none;}